Minggu, 19 Mei 2013

Sumilangeun... Beruntunglah kalian yang tidak merasakannya :D

Pertama kali mendengar istilah ini, beberapa tahun lalu. Dulu, saat masih SMA di Bogor, sering banget ngedenger temen-temen bilang,

"aduh... Sumbilangeun nih..."


Apa sih sumbilangeun?

Karena siswa di SMA saya, Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor itu ngga semuanya orang Sunda, banyak yang ngga ngerti apa arti dari istilah tersebut. Saya salah satu yang ngga ngerti. Pernah teman saya bertanya apa artinya sumbilangeun, dan hanya dijawab pendek, "sumbilangeun itu sakit perut." Oh. Bahasa sundanya sakit perut toh. Namun, setelah cukup lama, akhirnya saya berhasil mengetahui arti yang sebenarnya ketika seorang temen cowok saya, sepertinya dia lagi diare atau apa, pokoknya sakit perut. Terus karena bahasa sumbilangeun itu lagi ngetren, berteriaklah dia di kelas,

"aduh... sumbilangeun nih..."

Hampir semua anak langsung melirik tajam ke arahnya, dan kemudian tertawa terbahak-bahak. Hahahahaha... Dari situ saya pun baru tahu. Sumbilangeun adalah nyeri pada rahim pada saat seorang wanita sedang mengalami proses menstruasi alias haid, atau istilah dalam bahasa kedokteran itu  dysmenorrhea. Jadi sumbilangeun itu sakit perut pas lagi haid. Bukan sakit perut biasa. Haha. Kasian. Jadi sumbilangeun tuh itu toh.

Kalo pengertian sumbilangeun alias nyeri haid alias dismenorea dicari di literatur nih ya, "Dismenorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah (Mansjoer, 2003)."

Oh gitu.

Kenapa sih bisa sumbilangeun?

Menstruasi itu kan karena dinding rahim meluruh karena tidak dibuahi yah. Nah, ketika dinding sel rahim itu meluruh, maka rahim pun berkontraksi dan itu sakit, sakit itulah yang disebut sumbilangeun. Katanya juga sumbilangeun dipengaruhi oleh hormon progesteron. Karena hormon ini mempengaruhi pergerakan rahim juga. Makanya saran dari mama cara menghilangkan sumbilangeun adalah dengan menikah :D (dulu ngga ngerti maksudnya gimana haha sekarang udah ngerti) Karena setelah seorang wanita hamil atau melahirkan, rahim akan meregang, dan ujung-ujung syaraf di rongga panggul dan sekitar rahim menjadi rusak. Sehingga tidak sesensitif dulu.

Jenis makanan yang dimakan juga mempengaruhi sumbilangeun. Pokoknya intinya mah, proses menstruasi itu sangat membutuhkan air dan magnesium dalam jumlah besar pada proses peluruhannya. Makanya banyak makan buah dan sayur supaya ngga sering sumbilangeun :D terus sering-sering olahraga juga biar tubuh ngga kaku. Banyak juga yang bilang, sumbilangeun tidak hanya dipengaruhi kondisi fisik, tapi juga sangat dipengaruhi oleh kondisi psikis seseorang. (Ngerasa banget kalo akhir-akhir ini lagi stress, makanya sumbilangeun yang dirasa paling parah seumur hidup -_-) Nah itu. Karena hormon progesteron memang sangat mempengaruhi mood, bikin kita tiba-tiba pengen marah, mudah galau dan gelisah. Semakin kita stress, produksi hormon progesteron juga akan semakin meningkat dan meningkat lagi.


Kayak apa sih rasanya sumbilangeun?

Duh jangan ditanya deh. Dulu saya juga pernah berpikir kayak gitu. Heran kenapa orang-orang suka kesakitan parah kalo sumbilangeun. Bahkan kakaknya temen saya ada yang sampe pingsan kalo sumbilangeun. Hee? Masa sih? Biasa aja ah saya mah padahal. Ini saya yang setrong, apa mereka yang lebay sih?

Kemudian akhirnya saya tahu kalo sumbilangeun yang dialami oleh setiap wanita itu berbeda-beda. Ngga sama setiap sakitnya. Makanya, beruntunglah kalian yang tidak pernah merasakan sumbilangeun. 19 tahun saya hidup di dunia ini, dan baru di usia ke-19 ini saya merasakan sumbilangeun yang luar biasa. Kayaknya karma nih sama pikiran saya sendiri jaman dulu. Bener deh. Jangaaaaan.

Segala posisi itu rasanya salah. Miring ke kiri, sakit. Miring ke kanan, sakit. Ngga miring, lebih sakit lagi. Guling-guling, agak berkurang sih sakitnya, tapi sampe kapan harus guling-guling di kasur -_-. Kaki di atas, sakit. Kaki di bawah, sakit. Kaki digulung, sakit. Ngga ada posisi yang benar-benar bisa meredakan sakit. Biasanya kalo udah kayak gini, minum air putih yang banyak, kalo bisa air hangat. Terus perutnya dibalur sesuatu yang panas, balsem, minyak kayu putih, minyak telon, apapun deh asal jangan minyak goreng. Kalo sakitnya udah bener-bener ngga tertahankan biasanya dibantu sama obat pereda rasa sakit. Tapi jangan sering-sering minum obat, nanti jadinya ketergantungan, ngga akan bisa kalo tanpa obat. Jangan sampe yaaaa ladies...


Bertahun-tahun kemudian, yaiu di 2013, baru tahu, katanya istilah yang benernya itu sumilangeun bukan sumbilangeun. Yah. Apapun namanya, pokoknya harus stay strong. 

Salam Hangat.
Yang lagi istirahat di kamar setelah 24 jam berperang melawan rasa sakit. Yang lagi sumbilangeun.

Indah Puspitasari
:)
 

Rabu, 15 Mei 2013

Kehilangan Itu Rasa yang Wajar, Kan?

Hari ini adalah hari ke-386 saya memegang status sebagai karyawati di perusahaan ini. Sudah setahun lebih lho. Setahun. Lebih. Banyak yang memprediksi kalo hubungan saya dan perusahaan ini ngga akan langgeng, ngga akan nyampe setahun. But, here i am. Berhasil menepis semua praduga mereka :p walaupun dengan perjuangan yang lumayan berat.

Setahun bukanlah waktu yang sebentar untuk memetik beberapa pelajaran berharga di sini. Banyaaaak sekali ilmu yang saya dapat. Tapi perasaan yang sekarang sedang mendominasi adalah, kehilangan.

Pabrik ini sudah mengajarkan banyak arti kehilangan. Kalau dihitung, beberapa orang silih berganti mengisi hari-hari saya. Datang, pergi. Berkenalan, dan berpisah. Lho? Kok sedih? Memang itu aturannya, kan? Ada ending di setiap beginning. Ada perpisahan di setiap perkenalan. Kalo ngga mau berpisah ya ngga usah kenalan. Yah, tapi bagaimana pun, sebagai makhluk sosial, siapa sih yang ngga sedih kalo harus berhadapan dengan perpisahan? Apalagi karena jauh dari keluarga, mereka adalah pengganti keluarga saya di sini. Saling mengisi, dari bangun tidur sampe tidur lagi, dari berangkat kerja sampe pulang kerja, dari makan pagi sampe makan malem, semua kita lewati bersama-sama. Banyak kenangannya lho. Banyak.

Di antara para pengisi rasa kehilangan-kehilangan berikut, mereka adalah para tersangkanya. :D

1. Liliz Susilowati (Liliz)
 Dia adalah orang pertama yang mengucapkan kata perpisahan dengan saya di sini. Liliz tadinya akan menjadi roomate alias teman sekamar yang kece. Kita berasal dari sekolah yang sama dan berada di angkatan yang sama. Harusnya aku dan Liliz membentuk persekutuan, saling melindungi dalam berbagai hal. Tapi, jangankan menyentuh hari pertama kerja. Liliz hanya menghabiskan 3 jam di pabrik ini dan harus meminta izin pulang. Hhhhh.. Ini bener-bener pembunuhan karakter.

2. Annisa Kemala Dewi (Icha)
 Lagi-lagi harus kehilangan teman seangkatan :( Di sini Icha ibarat lilin kecil di kamar mandi yang gelap. Walaupun kecil, efeknya itu besar banget. Ada dan tidak adanya Icha membawa pengaruh yang besar buatku. But whatever happens, show must go on, right? Dengan sisa-sisa kekuatan dari Icha, aku masih berjuang di sini.

3. Fitrah Roha (Fitrah)
 Temen sejurusan dari sekolah yang berbeda. Fitrah bukan cuma rekan kerja tapi juga inspirasi bagi saya. Sifatnya yang super-duper-triple positif telah mengajarkan dan menyadarkan banyak hal. Kata terakhir yang dia ucapkan pas perpisahan merupakan gebrakan besar yang membuat saya berpikir, "siapa saya?", "apa tujuan saya?", "apa jalan hidup seperti ini yang saya mau?". Fitrah begitu berani membuat perubahan besar dalam hidupnya. Semoga apapun jalan yang dipilihnya, akan tercapai semua mimpinya. Man jadda wa jadda.

4. Lingga Ramadhan Wiriadiwangsa (Lingga)
Nah. Lingga sama Fitrah yang terkenal sebagai soulmate ternyata bener-bener sahabat sejati. Selepas sahabatnya pergi, Lingga juga menyusul kepergian Fitrah :p. Lingga menggapai cita-citanya untuk berkiprah di pulau seberang, menyusuri sungai Musi dan bermain dengan amina.

5. Qurrota A'yuni Karimah (kak Kyu)
Hueeeee kak Kyuuu :( Cantik, cerdas, sholehah. Aku dan kak Kyu sudah saling kenal sejak kami masih sama-sama duduk di bangku SMAKBO. Terpaut 2 angkatan, kak Kyu adalah salah satu mentor untuk keputrian kelasku. Dan ketika bertemu di sini, senang kak Kyu masih inget sama aku :) Hampir setiap waktu makan siang kuhabiskan di kamar kak Kyu. Banyak saran dan masukkan yang kudapat dari kak Kyu. Semoga di sana yang terbaik ya, Kak :)

6. Cahayu Putri (Ayu), dkk.
Adik kelas. Tepat satu angkatan di bawahku, dan kebetulan mendapatkan keberuntungan untuk ditemparkan di kamarku. Pertama dateng ke kamar, Ayu dengan ributnya langsung curhat sana-sini, she talked too much about herself, and that was annoying :D Lama-lama Ayu mulai menyadari kalo wanita yang dia ajak curhat adalah mantan pacar dari si Bos Jawir. Ayu kegirangan sendiri dan akhirnya topik pembicaraan mulai melebar. Kita mulai membahas banyak hal, dan ngga pernah absen untuk makan bareng setiap hari selama 3 bulan dia di sini. We have many things in common jadi lama-lama ngobrol juga makin enak, walau selisih pendapat juga sering dan akhirnya jadi nyolot-nyolotan. Udah temen, udah cuco, saatnya perpisahan itu datang lagi. Ayu, Pucrut, Tika, Devi, Eka, Rizma, Mega 55 akhirnya harus mengakhiri perjuangan berat mereka dan menyusuri takdir selanjutnya. Be well girls.

7. Dwi Anjarwati (Anjar)
Satu lagi anak PKL yang mengalami nasib serupa. Anjar, siswi PKL dari Jogja tadinya adalah teman sekamar Tika, Rizma, dan Mega di mess atas. Mereka adalah The Only 4 Angels penunggu mess atas :p Namun, setelah geng SMAKBO 55 meninggalkan mess, Anjar akhirnya mendapatkan kesempatan beruntung sekamar denganku :D Banyak juga hal yang kita lalui. Anjar agak mirip sama Ayu. Kita punya banyak kecocokan, meski Anjar versi lebih manis dan lembut. Anjar kadang-kadang tengil. Dan hingga saat ini masih harus traktir aku es krim satu truk :D

8. Faisal Nur Muhammad Arief (Isal)
Orang yang sudah mengajarkan banyak hal kepadaku, walau secara tidak langsung. Dan malam ini, setelah menyelesaikan segala urusan hutang-piutang antara aku dan Isal, rasa sedih itu muncul lagi. 3 hari lagi Isal pergi dari sini. Bukan pulang ke Bandung seperti biasanya, tapi pergi untuk tidak kembali lagi, untuk menyusuri skenario hidup selanjutnya.
Isal, Ayu, Anjar, semua memiliki porsi yang sama. Semua meninggalkan rasa sakit yang sama. Dan dengan egoisnya aku merasa sangat sedih karena kehilangan mereka. Egois. Ngga sedikitpun aku memikirkan gimana perasaan mereka. Dengan egoisnya aku berpikir kalo aku adalah orang yang paling sedih dengan kepergian mereka dariku.

"Kalian cuma kehilangan 1 orang, sedangkan aku akan kehilangan banyak orang," jawab Isal.

Kalimatnya benar, namun terdengar begitu menyakitkan. Aku cuma kehilangan Isal, sedangkan dia? Dia akan kehilangan seluruh penghuni pabrik ini. Setahun bukan waktu yang sebentar juga buat Isal dan temen-temennya menjalin pertemanan yang akrab. Apalagi rutinitas kehidupan yang sudah lama dilakukan di sini akan berakhir. Pantes, Ayu yang begitu kuat bisa menangis di depanku saat pamit dulu. Pucrut yang begitu ceria bisa menolak berpamitan denganku. Anjar dengan lemasnya menggenggam tanganku saat menaiki mobil.
Aku egois. Mereka yang lebih sakit.
Satu lagi hal yang diajarkan bocah itu kepadaku.

Dulu, dia berhasil menghabiskan seluruh sisa semangatku, membuatku kehilangan orang yang benar-benar kusayangi. Orang yang benar-benar mengubah semua hidupku, Erwin. Tapi dengan kejadian itu Isal mengajarkanku arti kepercayaan, kalo kepercayaan itu sudah hilang betapa susahnya mendapat kepercayaan itu lagi, setengah mati aku berusaha meyakinkan Erwin. Setengah mati aku berusaha supaya bisa dipercaya lagi. Dan penyesalan yang aku dapat bener-bener ngga terhitung harganya.

Persahabatan, keinginan, keluarga, cita-cita, prinsip, ketegaran, semangat, ketekunan, kesabaran, selalu berubah menjadi lebih baik, merupakan sebagian lain dari hal-hal yang diajarkan anak ini. Semuanya tersirat. Aku yang mikir sendiri, jadi semoga semuanya bisa terpatri dengan kuat supaya bisa tetep diaplikasikan.

Sekarang, guru kecil ini juga akan pergi...

Cukupkah bekalku untuk ke depannya?

Yang pasti saat ini aku tiba-tiba inget semua orang yang sudah pergi meninggalkanku. Sedih rasanya. Terlebih beliau yang meninggalkanku ke alam sana. Aku kangen papa. Kangen banget. Seandainya dulu aku bisa tahu waktu 3 hari sebelum kepergiannya, kayak Isal gini, aku akan terus disamping papa. Berbuat yang terbaik supaya papa ga kecewa sama aku. Nemenin papa terus. Bikin papa lebih bahagia lagi. Aku..... Ah. Aku kangen bangetttttt. Sakit jadinya. Mungkin karena banyak pikiran, makanya rasa sakitnya ini jadi dobel-dobel. Ah, cengeng. Air mata tumpah lagi. Yang dibutuhin papa sekarang itu doa lho, bukan cuma penyesalan. Temen-temen yang udah pergi juga diambil yang positifnya aja. Coba pandang kehilangan jangan dari sisi kamu. Coba pandang dari sisi orang yang meninggalkanmu, mereka udah pada lebih bahagia. Jangan menyesal karena ditinggalkan, tapi bersyukur karena pernah dipertemukan.

Indah pasti keren, pasti kuat, pasti kuat, pasti kuat, pasti kuat, pasti kuat :)

Selasa, 14 Mei 2013

So what? I'm still a teenage :!

Bener-bener benci.
Haduuuh mbak, ngga sadar apa ah. Masa harus dibalikin nyolot sih? Ga selamanya nih saya bisa sabar kayak gini. Sekali-sekali meledak loh ah



Yaah, ngga akan rugi orang-orang yang bersabar. Selesai.



Saya remaja dan saya galau.

Sabtu, 11 Mei 2013

The Moon That Embraces The Sun, yuuuuk kita nonton :)

Okeee, siapa di sini yang ngga asing dengan judul itu?

Yep. The Moon That Embraces The Sun adalah sebuah drama korea yang tayang di televisi korea pada Januari 2012 lalu. Sekarang beredar banyak di tukang DVD, dan softfile nya juga sangat mudah didapat di beberapa situs hehehe.

I'm not really into Korea actually. Dulu saat SMA, ketika teman-teman meributkan semua tentang Korea, saya ngga terlalu excited. Ngga terlalu suka k-pop dan k-drama. Ngga suka jerit-jerit liat cowok-cowok mereka, ngga ikutan nyanyi Korea, ngga ikutan tes menghafal personil Suju, pokoknya ngga terlalu suka hal-hal berbau Korea. Jadi sampe sekarang pun tetep aja amatiran hehe..

Nah, si amatiran Korea ini akhir-akhir ini memiliki masalah, yaaah pokoknya masalah yang cukup membuat semuanya berantakan. Mood jadi hancur. Dengan hancurnya si mood ini kan jadi berimbas ke segala hal tuh, bikin makan ngga enak, pikiran ngga tenang, semuanya kacau deh.

Untungnya saya hidup di lingkungan dengan individu-individu super. Semua teman-teman sibuk memberi saya semangat dan motivasi supaya saya bisa move on :))
Nah, salah satunya Kak Ellie. Dengan penuh semangat '45, beliau merekomendasikan sebuah drama untuk membunuh waktu senggang saya. Daripada waktu-waktu tersebut terbuang percuma, cuma dipake buat saya bersedih dan nangis terus, mendingan dikasih sesuatu biar semangat lah. Apalagi kalo anak muda galau kan biasanya suka tuh sama yang gini-gini ahaha. Sampailah Kak Ellie menyodorkan laptopnya dan memaksa saya untuk menonton drama Korea ini.

The Moon That Embraces The Sun.



Wuhuuuuu... Dari episode pertama sudah berhasil membuat jantung saya berdegup kencang. Awalnya sempet ngerasa ngga sreg sih. Ada sesuatu yang bikin pengen matiin aja deh, ga minat. Tapi semakin ditonton makin seru dan makin penasaran hahaha. Adrenalin memuncak. Sejak sebulan terakhir ini, ini pertama kalinya bisa merasakan sensasi kayak gini lagi. Bisa bawel lagi cerita ke sana-sini tentang drama ini. Seruuuu abisnya :)) Mama pasti seneng banget kalo nonton drama ini, apalagi ceritanya tentang kerajaan-kerajaan gitu. She always like this kind of drama.

Well, Hingga detik ini, saya baru berhasil menyelesaikan 5 episode, dan beberapa menit lagi akan lanjut nonton lagi hihihi. Buat yang udah nonton, pssssst jangan ngasih spoiler yah. Soalnya banyak kejutan di drama ini yang pastinya sensasinya hilang kalo udah dapet bocoran. Sip. Nonton dulu aaaah :3 Nanti kalo udah selesai nonton akan bikin post lanjutan lagi aaah hahaha.
Catch 'cha later :*


Wanna share something? It's a pleasure :)

tweet me: www.twitter.com/indahyo

or come and see me: www.facebook.com/indahyo 


Jumat, 10 Mei 2013

Psikotes Lagi Uhuy

"Si pinkyyyyy..." aku histeris melihat pensil mekanik berwarna pink kesayanganku tergeletak lemas di meja kecil di rumah.

Aku pikir pensil itu sudah menguap, karena sudah lama sekali tidak menampakkan dirinya. Ternyata dia masih sehat wal afiat dan berada di rumah. Wuih... Baik, kuceritakan sedikit ya tentang Pinky. Sudah kubilang tadi, kan? Pinky adalah pensil mekanik kesayanganku, dan sesuai dengan namanya, warnanya pink <3
Pinky telah menemaniku dalam beberapa kejadian penting dalam hidupku. Mulai dari kelas 3 SMK, Pinky menjadi peralatan tempur terbaik. Dia bahkan berjuang bersamaku menghadapi Ujian Nasional, Praktik Kerja Lapangan, Tes Uji Kompetensi, hingga psikotes melamar pekerjaan. Kami berjuang bersama dan alhamdulillah bisa melewatinya dengan baik :)

Entah sejak kapan, mungkin sekitar setahun lalu, sejak aku sibuk dengan pekerjaanku sebagai Analis Kimia di PT Paragon Technology & Innovation (Wardah Cosmetics). Iya, sejak saat itu banyak perubahan dalam hidupku, dan banyak penyesuaian yang harus kulakukan untuk menyeimbangkan segalanya. Aku jarang menggunakan alat tulis, terutama pensil mekanik. Dan sejak saat itu Pinky seolah tersingkir dari hidupku. *sigh*

Oke, kembali ke fokus.

Aku histeris bahagia ketika berhasil bertemu dengan Pinky kembali. Meskipun jarang digunakan, aku berniat mengajak Pinky ke Tangerang. Seperti yang kita tahu, pabrik Wardah berada di kota Tangerang, sedangkan rumahku berada di kota Bekasi. Ya, aku harus mengajak Pinky ke Tangerang karena dia memang pantas mendapatkannya. Ah, tapi sayang sekali karena terburu-buru, Pinky ketinggalan.

Beberapa hari kemudian, pada meeting pagi, salah seorang superior lab Research & Development (RnD) mengatakan bahwa akan dilakukan psikotes ulang untuk personil RnD. Waduh. Ternyata feelingku tepat sekali ingin mengajak Pinky ke sini. Tuh kaaan, kali ini penyesalan jadi berlipat ganda. Ternyata, penyesalan atas sesuatu yang tidak kita lakukan rasanya lebih menyakitkan ya. Well, it's just a pencil. Let's buy another one. Yap, sip, masalah selesai. Tapi tetep ajaaaa, untuk seorang remaja berhati lembut, yang menaruh perasaan lebih terhadap barang-barang spesial, ini urusan yang cukup serius.

Akhirnya, hari ini, Jumat, 10 Mei 2013, tes tersebut terlaksana.

Terakhir kali aku mengikuti tes psikotes adalah setahun lalu, ketika aku melamar kerja di perusahaan ini. Luar biasa sekarang rasanya aku telah duduk sebagai salah satu karyawatinya. Daaaan, tespun dimulai.

Seperti biasa, awalnya mengisi data diri, dan sisanya... ehm, maaf ga boleh diceritakan untuk khalayak umum nih :p Pokoknya tes psikotes sebagaimana umumnya deh. Yang jadi masalah adalah, betapa aku menyadari kemampuanku berbeda dengan setahun lalu. Ketika dulu aku bisa menyelesaikan soal tentang deret dan angka dengan mudah, kali ini terasa lebih sulit. Waktu tes jadi terasa berjalan lebih cepat, dan kemampuan menghitungku mendadak memalukan. Wajar sih, aku merasa otak tidak setajam dulu karena memang jarang diasah, kan?

The point is, aaaaah bete yeuh. Walaupun hasil psikotes ini tidak berpengaruh banyak. Bukan, aku bukan kecewa karena hasil psikotes, namun karena kemampuan otak yang jadi menurun ini. Ya Allah, harusnya otak ini digunakan lebih banyak untuk beramal biar ngga tumpul gini, ndaaah. Astaghfirullaaaah...

Ayo, semangat buat jadi lebih baik lagi :D


I'm Officially Missing You, Dad..


12 April 2013 --- Sampai saat ini sebenernya masih suka takut kalo ngeliat tanggal itu.
Masih suka takut juga kalo setiap istirahat di hari Jum'at dan ngeliat HP, takut banget ada panggilan itu lagi. Sebuah telfon dari mama berdurasi sekitar 00:00:30. Cuma 30 detik tapi cukup untuk menghancurkan semuanya. Seketika.

Hhhhhhhh...

Papa...
Udah sebulan tapi sampai hari ini aku masih kangen sama papa. Setiap hari masih inget papa terus, Pa. Papa orang paling positif di seluruh dunia yang pernah aku kenal. Bahkan di saat-saat terakhir papa di rumah sakit, papa terus ceria dan ngehibur orang-orang yang ngejenguk dengan bercandaan khas papa. Padahal kalo aku tau sekarang, saat itu 80% tubuh papa ternyata udah ga berfungsi normal lagi. Kadar kalium papa bahkan 2,0mEq/liter? Hipokalemia. Rasanya pasti udah lemes banget ya pa otot-otot papa. Tapi papa bener-bener sabar, ngga ngeluh, ngga banyak protes, hebat.
Pas kemarin aku liat orang yang sakitnya sama persis kayak papa, miris banget pa. Beliau ngamuk terus karena katanya badannya terasa panas, lemes. Beliau teriak-teriak minta ditemenin istrinya, ngamuk terus deh pokoknya, ngeluh ini itu. Kata dokter itu wajar, tubuh rasanya emang bener-bener udah ngga enak, ditambah lagi kondisi mental pasien yang jadi berubah karena penurunan perfusi otak. Aku bener-bener acungin jempol buat papa yang bisa sabar gitu. Mudah-mudahan bisa itu menghapus dosa-dosa papa :') aamiin

Aku kangen sama papa. Kangen cerita-cerita lagi. Yang aku suka adalah, sesedih apapun curhatan aku, pasti ujung-ujungnya bisa kita ketawain bareng-bareng kalo aku curhatnya sama papa. I miss you like crazy. Tapi ngga apa-apa. Aku kuat kok, kan harus ngegantiin posisi papa buat terus nyemangatin mama sama dito.

Sekarang aku cuma bisa berdoa buat papa, dan berusaha jadi anak sebaik mungkin supaya ngebantu papa.

Aku kangen papa....
Banyak yang mau aku ceritain pa....
Indah sayang papa....