Rabu, 15 Mei 2013

Kehilangan Itu Rasa yang Wajar, Kan?

Hari ini adalah hari ke-386 saya memegang status sebagai karyawati di perusahaan ini. Sudah setahun lebih lho. Setahun. Lebih. Banyak yang memprediksi kalo hubungan saya dan perusahaan ini ngga akan langgeng, ngga akan nyampe setahun. But, here i am. Berhasil menepis semua praduga mereka :p walaupun dengan perjuangan yang lumayan berat.

Setahun bukanlah waktu yang sebentar untuk memetik beberapa pelajaran berharga di sini. Banyaaaak sekali ilmu yang saya dapat. Tapi perasaan yang sekarang sedang mendominasi adalah, kehilangan.

Pabrik ini sudah mengajarkan banyak arti kehilangan. Kalau dihitung, beberapa orang silih berganti mengisi hari-hari saya. Datang, pergi. Berkenalan, dan berpisah. Lho? Kok sedih? Memang itu aturannya, kan? Ada ending di setiap beginning. Ada perpisahan di setiap perkenalan. Kalo ngga mau berpisah ya ngga usah kenalan. Yah, tapi bagaimana pun, sebagai makhluk sosial, siapa sih yang ngga sedih kalo harus berhadapan dengan perpisahan? Apalagi karena jauh dari keluarga, mereka adalah pengganti keluarga saya di sini. Saling mengisi, dari bangun tidur sampe tidur lagi, dari berangkat kerja sampe pulang kerja, dari makan pagi sampe makan malem, semua kita lewati bersama-sama. Banyak kenangannya lho. Banyak.

Di antara para pengisi rasa kehilangan-kehilangan berikut, mereka adalah para tersangkanya. :D

1. Liliz Susilowati (Liliz)
 Dia adalah orang pertama yang mengucapkan kata perpisahan dengan saya di sini. Liliz tadinya akan menjadi roomate alias teman sekamar yang kece. Kita berasal dari sekolah yang sama dan berada di angkatan yang sama. Harusnya aku dan Liliz membentuk persekutuan, saling melindungi dalam berbagai hal. Tapi, jangankan menyentuh hari pertama kerja. Liliz hanya menghabiskan 3 jam di pabrik ini dan harus meminta izin pulang. Hhhhh.. Ini bener-bener pembunuhan karakter.

2. Annisa Kemala Dewi (Icha)
 Lagi-lagi harus kehilangan teman seangkatan :( Di sini Icha ibarat lilin kecil di kamar mandi yang gelap. Walaupun kecil, efeknya itu besar banget. Ada dan tidak adanya Icha membawa pengaruh yang besar buatku. But whatever happens, show must go on, right? Dengan sisa-sisa kekuatan dari Icha, aku masih berjuang di sini.

3. Fitrah Roha (Fitrah)
 Temen sejurusan dari sekolah yang berbeda. Fitrah bukan cuma rekan kerja tapi juga inspirasi bagi saya. Sifatnya yang super-duper-triple positif telah mengajarkan dan menyadarkan banyak hal. Kata terakhir yang dia ucapkan pas perpisahan merupakan gebrakan besar yang membuat saya berpikir, "siapa saya?", "apa tujuan saya?", "apa jalan hidup seperti ini yang saya mau?". Fitrah begitu berani membuat perubahan besar dalam hidupnya. Semoga apapun jalan yang dipilihnya, akan tercapai semua mimpinya. Man jadda wa jadda.

4. Lingga Ramadhan Wiriadiwangsa (Lingga)
Nah. Lingga sama Fitrah yang terkenal sebagai soulmate ternyata bener-bener sahabat sejati. Selepas sahabatnya pergi, Lingga juga menyusul kepergian Fitrah :p. Lingga menggapai cita-citanya untuk berkiprah di pulau seberang, menyusuri sungai Musi dan bermain dengan amina.

5. Qurrota A'yuni Karimah (kak Kyu)
Hueeeee kak Kyuuu :( Cantik, cerdas, sholehah. Aku dan kak Kyu sudah saling kenal sejak kami masih sama-sama duduk di bangku SMAKBO. Terpaut 2 angkatan, kak Kyu adalah salah satu mentor untuk keputrian kelasku. Dan ketika bertemu di sini, senang kak Kyu masih inget sama aku :) Hampir setiap waktu makan siang kuhabiskan di kamar kak Kyu. Banyak saran dan masukkan yang kudapat dari kak Kyu. Semoga di sana yang terbaik ya, Kak :)

6. Cahayu Putri (Ayu), dkk.
Adik kelas. Tepat satu angkatan di bawahku, dan kebetulan mendapatkan keberuntungan untuk ditemparkan di kamarku. Pertama dateng ke kamar, Ayu dengan ributnya langsung curhat sana-sini, she talked too much about herself, and that was annoying :D Lama-lama Ayu mulai menyadari kalo wanita yang dia ajak curhat adalah mantan pacar dari si Bos Jawir. Ayu kegirangan sendiri dan akhirnya topik pembicaraan mulai melebar. Kita mulai membahas banyak hal, dan ngga pernah absen untuk makan bareng setiap hari selama 3 bulan dia di sini. We have many things in common jadi lama-lama ngobrol juga makin enak, walau selisih pendapat juga sering dan akhirnya jadi nyolot-nyolotan. Udah temen, udah cuco, saatnya perpisahan itu datang lagi. Ayu, Pucrut, Tika, Devi, Eka, Rizma, Mega 55 akhirnya harus mengakhiri perjuangan berat mereka dan menyusuri takdir selanjutnya. Be well girls.

7. Dwi Anjarwati (Anjar)
Satu lagi anak PKL yang mengalami nasib serupa. Anjar, siswi PKL dari Jogja tadinya adalah teman sekamar Tika, Rizma, dan Mega di mess atas. Mereka adalah The Only 4 Angels penunggu mess atas :p Namun, setelah geng SMAKBO 55 meninggalkan mess, Anjar akhirnya mendapatkan kesempatan beruntung sekamar denganku :D Banyak juga hal yang kita lalui. Anjar agak mirip sama Ayu. Kita punya banyak kecocokan, meski Anjar versi lebih manis dan lembut. Anjar kadang-kadang tengil. Dan hingga saat ini masih harus traktir aku es krim satu truk :D

8. Faisal Nur Muhammad Arief (Isal)
Orang yang sudah mengajarkan banyak hal kepadaku, walau secara tidak langsung. Dan malam ini, setelah menyelesaikan segala urusan hutang-piutang antara aku dan Isal, rasa sedih itu muncul lagi. 3 hari lagi Isal pergi dari sini. Bukan pulang ke Bandung seperti biasanya, tapi pergi untuk tidak kembali lagi, untuk menyusuri skenario hidup selanjutnya.
Isal, Ayu, Anjar, semua memiliki porsi yang sama. Semua meninggalkan rasa sakit yang sama. Dan dengan egoisnya aku merasa sangat sedih karena kehilangan mereka. Egois. Ngga sedikitpun aku memikirkan gimana perasaan mereka. Dengan egoisnya aku berpikir kalo aku adalah orang yang paling sedih dengan kepergian mereka dariku.

"Kalian cuma kehilangan 1 orang, sedangkan aku akan kehilangan banyak orang," jawab Isal.

Kalimatnya benar, namun terdengar begitu menyakitkan. Aku cuma kehilangan Isal, sedangkan dia? Dia akan kehilangan seluruh penghuni pabrik ini. Setahun bukan waktu yang sebentar juga buat Isal dan temen-temennya menjalin pertemanan yang akrab. Apalagi rutinitas kehidupan yang sudah lama dilakukan di sini akan berakhir. Pantes, Ayu yang begitu kuat bisa menangis di depanku saat pamit dulu. Pucrut yang begitu ceria bisa menolak berpamitan denganku. Anjar dengan lemasnya menggenggam tanganku saat menaiki mobil.
Aku egois. Mereka yang lebih sakit.
Satu lagi hal yang diajarkan bocah itu kepadaku.

Dulu, dia berhasil menghabiskan seluruh sisa semangatku, membuatku kehilangan orang yang benar-benar kusayangi. Orang yang benar-benar mengubah semua hidupku, Erwin. Tapi dengan kejadian itu Isal mengajarkanku arti kepercayaan, kalo kepercayaan itu sudah hilang betapa susahnya mendapat kepercayaan itu lagi, setengah mati aku berusaha meyakinkan Erwin. Setengah mati aku berusaha supaya bisa dipercaya lagi. Dan penyesalan yang aku dapat bener-bener ngga terhitung harganya.

Persahabatan, keinginan, keluarga, cita-cita, prinsip, ketegaran, semangat, ketekunan, kesabaran, selalu berubah menjadi lebih baik, merupakan sebagian lain dari hal-hal yang diajarkan anak ini. Semuanya tersirat. Aku yang mikir sendiri, jadi semoga semuanya bisa terpatri dengan kuat supaya bisa tetep diaplikasikan.

Sekarang, guru kecil ini juga akan pergi...

Cukupkah bekalku untuk ke depannya?

Yang pasti saat ini aku tiba-tiba inget semua orang yang sudah pergi meninggalkanku. Sedih rasanya. Terlebih beliau yang meninggalkanku ke alam sana. Aku kangen papa. Kangen banget. Seandainya dulu aku bisa tahu waktu 3 hari sebelum kepergiannya, kayak Isal gini, aku akan terus disamping papa. Berbuat yang terbaik supaya papa ga kecewa sama aku. Nemenin papa terus. Bikin papa lebih bahagia lagi. Aku..... Ah. Aku kangen bangetttttt. Sakit jadinya. Mungkin karena banyak pikiran, makanya rasa sakitnya ini jadi dobel-dobel. Ah, cengeng. Air mata tumpah lagi. Yang dibutuhin papa sekarang itu doa lho, bukan cuma penyesalan. Temen-temen yang udah pergi juga diambil yang positifnya aja. Coba pandang kehilangan jangan dari sisi kamu. Coba pandang dari sisi orang yang meninggalkanmu, mereka udah pada lebih bahagia. Jangan menyesal karena ditinggalkan, tapi bersyukur karena pernah dipertemukan.

Indah pasti keren, pasti kuat, pasti kuat, pasti kuat, pasti kuat, pasti kuat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar